24 Agu 2025

Regulasi Diri

Setiap insan dianugerahi kunci pembuka diri berupa rasa syukur. 

Dengan bersyukur, hati menjadi lapang dan pikiran terbuka untuk menerima kebaikan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu” (QS. Ibrahim: 7). 

Syukur menjadi pembuka gembok hati yang sering kali terkunci oleh kelalaian dan ketidaktahuan, sehingga seseorang mampu melihat luasnya karunia Allah. Saat rasa syukur hadir, jiwa terdorong untuk mengatur diri dengan lebih bijaksana.

Allah telah memberikan nikmat penciptaan (nikmatul ijad), menjadikan kita ada dari yang tiada. Tidak hanya itu, Allah juga menjaga keberlangsungan hidup kita melalui nikmatul imdad, yakni pemeliharaan-Nya yang tak pernah putus. Bayangkan, oksigen yang kita hirup selalu tersedia tanpa pernah kita bayar. Air pun mengalir melimpah, menopang kehidupan tanpa henti. Kesadaran akan nikmat ini semestinya mendorong kita untuk mengatur diri agar tidak lalai dari tanggung jawab.

Salah satu bentuk nyata regulasi diri atau personal mastery adalah kemampun mengendalikan diri. Ibarat berpuasa maka kita diajarkan terhadap tujuan berpuasa, syarat dan rukun berpuasa, dan hikmah berpuasa. Ada kalanya kita sahur dan adakalanya kita menahan diri serta akhirnya berbuka puasa. Berikut tiga hal yang  bisa membantu me-regulasi diri

1. Konsep

2. Manajemen prioritas


3. Jurnal Harian


Dapatkan file bentuk .pdf pada link berikut

https://drive.google.com/drive/folders/1c8fft1GVQBRGW4z6cDIcmHRrEVJjEfUo?usp=sharing


Lembar Kerja Menulis Hasil Penelitian (Result and Conclusion)

  1. Result (Hasil Penelitian) Tujuan: Menyajikan temuan utama secara jelas dan objektif sesuai dengan tujuan penelitian. Gaya penulisan:...