26 Okt 2025

Lembar Kerja Menulis Hasil Penelitian (Result and Conclusion)

 1. Result (Hasil Penelitian)

Tujuan: Menyajikan temuan utama secara jelas dan objektif sesuai dengan tujuan penelitian.
Gaya penulisan:

  • Mulailah dengan overview dari hasil utama yang diperoleh.

  • Gunakan data, tabel, atau visualisasi hanya sebagai pendukung, bukan pengulangan dari bagian analisis.

  • Tulis secara deskriptif, tidak berspekulasi—penjelasan dan interpretasi mendalam ditempatkan di bagian Discussion.

  • Gunakan kalimat aktif dan faktual (misalnya: The findings indicate that..., It was found that..., The results demonstrate...).

  • Hindari pengulangan teori atau hipotesis secara panjang lebar.

Struktur paragraf hasil:
a. Nyatakan kembali tujuan penelitian secara singkat.
b. Sajikan hasil utama secara berurutan sesuai fokus penelitian.
c. Soroti pola, kecenderungan, atau perbedaan signifikan.
d. Kaitkan hasil dengan implikasi langsung terhadap bidang kajian.

Contoh kalimat:

  • The analysis revealed that students’ Arabic reading skills improved significantly after the integration of digital-based learning modules.

  • A positive correlation was found between linguistic awareness and translation accuracy among postgraduate learners.

2. Conclusion and Open Challenges

1). Conclusion

Tujuan: Menyimpulkan seluruh hasil penelitian secara reflektif, menunjukkan makna ilmiah, keterbatasan, dan peluang lanjutan.

Langkah dan gaya penulisan:

a. What was learned (temuan utama)

  • Tulis ringkasan singkat mengenai apa yang berhasil ditemukan.

  • Gunakan kalimat padat, tidak berulang dari bagian hasil.

  • Contoh:
    This study has demonstrated that the integrative-interconnective approach strengthens linguistic competence and critical awareness in Arabic education.

b. What remains to be learned (arah penelitian selanjutnya)

  • Jelaskan celah penelitian yang belum terjawab.

  • Gunakan kata kunci seperti however, yet, remains unexplored, future studies should...

  • Contoh:
    However, the long-term impact of this approach on learners’ pragmatic competence remains unexplored.

c. Shortcomings or limitations (evaluasi kritis)

  • Akui keterbatasan penelitian dengan cara ilmiah tanpa melemahkan kontribusi.

  • Contoh:
    The study was limited by the small sample size and single institutional setting, which may affect the generalizability of the findings.

d. Benefits, applications, recommendations (nilai praktis dan saran)

  • Tegaskan manfaat penelitian bagi teori, praktik, atau kebijakan.

  • Akhiri dengan rekomendasi aplikatif.

  • Contoh:
    The findings can guide curriculum designers in developing digital-integrative Arabic learning materials that align with the needs of Gen-Z learners.
    It is recommended that future programs emphasize reflective pedagogy and collaborative digital learning environments.

2). Details of Open Challenges / Future Research Directions

Tujuan: Menunjukkan kesadaran ilmiah terhadap dinamika bidang kajian dan memotivasi penelitian lanjutan.

Isi dan gaya penulisan:

  • Nyatakan area penelitian yang masih terbuka atau belum optimal.

  • Tautkan dengan tantangan konseptual, metodologis, atau teknologi.

  • Hindari kalimat umum seperti “more research is needed”—berikan arah yang spesifik.

Contoh kalimat:

  • Future research should investigate how integrative Arabic pedagogy can be effectively adapted for multicultural digital classrooms.

  • An open challenge remains in aligning AI-based assessment tools with ethical and linguistic accuracy standards in Arabic education.

  • Further studies are encouraged to examine longitudinal impacts across diverse learning contexts.

Kerangka dan Gaya Pembahasan Artikel Jurnal (Manner of Discussion )

Berikut manner discussion atau panduan penulisan bagian pembahasan artikel jurnal. 

1. Opening the Discussion (Pembukaan Pembahasan)

Tujuan: Menyajikan ringkasan hasil utama dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang sudah ada.

Isi & gaya kalimat:

This study found that… (Penelitian ini menemukan bahwa...)
These findings align with previous studies conducted by [Author, Year], which emphasized…
In the context of [topic], this result extends our understanding by…

Menjawab pertanyaan:

(a) What do we already know in the immediate area concerned?

(b) What are the characteristics of the key concepts or the main factors or variables?

Contoh kalimat akademik:

Penelitian terkait kompetensi bahasa Arab santri sangat terpengaruhi lingkungan pesantren dan metode talaqqi (Ahmad, 2021). Dalam penelitian ini, variabel motivasi internal dan interaksi asatidz-santri menjadi faktor kunci yang memperkuat temuan tersebut.

2. Interpreting Relationships (Menafsirkan Hubungan Antarvariabel)

Tujuan: Menjelaskan keterkaitan antar konsep utama serta menafsirkan makna hubungan tersebut secara teoritis dan empiris.

Isi & gaya kalimat:

The correlation between X and Y suggests that…
Such interaction may indicate that…

This finding reinforces/contradicts the model proposed by [Author, Year]. 

Menjawab pertanyaan:

(c) What are the relationships between these key concepts, factors or variables?

(d) What are the existing theories?

Contoh kalimat akademik:
           Hubungan positif antara keterampilan membaca teks Arab dan keaktifan diskusi menunjukkan               bahwa teori Konstruktivistik Sosial Vygotsky masih relevan diterapkan dalam konteks                              pembelajaran pesantren modern.


3. Highlighting Gaps and Inconsistencies (Menunjukkan Celah dan Ketidakkonsistenan Pengetahuan)

Tujuan: Mengidentifikasi kelemahan, kekosongan, atau kontradiksi dalam temuan terdahulu.

Isi & gaya kalimat:

However, previous studies have not addressed…
There remains inconsistency in how X is defined or measured.
The current literature overlooks the role of…

Menjawab pertanyaan:

(e) Where are the inconsistencies or other shortcomings in our knowledge and understanding?

(g) What evidence is lacking, inconclusive, contradictory or too limited?

Contoh kalimat akademik:

Meskipun sejumlah penelitian membahas peran guru dalam pembelajaran bahasa Arab, belum banyak studi yang mengkaji dimensi spiritualitas dalam proses interaksi belajar, padahal aspek ini sangat dominan di lembaga pendidikan Islam tradisional.

4. Justifying the Study (Menjelaskan Alasan Penelitian Ini Diperlukan)

Tujuan: Menegaskan urgensi penelitian yang sedang dibahas sebagai tindak lanjut dari kesenjangan literatur.

Isi & gaya kalimat:

Given these gaps, the present study aims to…
Therefore, it becomes essential to further investigate…

Menjawab pertanyaan:

(f) What views need to be (further) tested?

(h) Why study (further) the research problem?

Contoh kalimat akademik:

Berdasarkan celah penelitian sebelumnya, kajian ini berupaya menguji ulang pandangan bahwa penggunaan metode qira’ah intensif dapat meningkatkan literasi akademik mahasiswa program studi bahasa Arab.

 

5. Contributing to Knowledge (Menjelaskan Kontribusi Penelitian)

Tujuan: Menyebutkan secara eksplisit kontribusi penelitian terhadap teori, praktik, dan kebijakan.

Isi & gaya kalimat:

This study contributes to the body of knowledge by…
The findings offer practical implications for…
Theoretically, this research extends the model of…

Menjawab pertanyaan:

(i) What contribution can the present study be expected to make?

Contoh kalimat akademik:

Temuan ini memperkaya teori pembelajaran integratif-interkonektif di lingkungan pesantren dengan menambahkan variabel afektif dan konteks sosial budaya dalam model pembelajaran bahasa.

6. Evaluating the Research Design (Menilai Desain dan Metode Penelitian)

Tujuan: Mengulas secara kritis efektivitas metode dan desain penelitian yang digunakan.

Isi & gaya kalimat:

Although the current design provides valuable insights, it is limited by…
Future studies should consider using… to improve validity.

Menjawab pertanyaan:

(j) What research designs or methods seem unsatisfactory?

Contoh kalimat akademik:

Desain penelitian kualitatif ini masih terbatas pada wawancara mendalam, sehingga diperlukan pendekatan mixed methods untuk mengukur keterampilan bahasa secara lebih objektif.

 

7. Closing the Discussion (Penutup Pembahasan)

Tujuan: Menyimpulkan temuan utama dan arah penelitian selanjutnya.

Isi & gaya kalimat:

In conclusion, the study confirms that…
Future research should focus on…

Contoh kalimat akademik:

Dengan demikian, penelitian ini menegaskan pentingnya integrasi nilai-nilai keislaman dalam pengajaran bahasa Arab sebagai jalan menuju pembelajaran yang lebih kontekstual dan transformatif. Penelitian lanjutan dapat menguji efektivitas pendekatan ini dalam skala lintas institusi.

wallualam bi showab 

28 Sep 2025

Microteaching: Laboratorium Calon Pendidik Profesional

Belajar mengajar perlu latihan,

Dimulai niat ikhlas yang utama.

Jangan menyerah meski ada kesulitan,

Guru sejati lahir dari jiwa mulia.


Microteaching atau praktik mengajar dengan skala mikro merupakan tahapan penting dalam proses pendidikan calon pendidik. Disebut mikro karena cakupannya mikro/terbatas: materi hanya sedikit, waktu singkat (10–15 menit), dan audiens terbatas (biasanya teman sekelas yang berperan sebagai siswa). Meski bersifat simulatif, microteaching menjadi jembatan antara teori perkuliahan dengan praktik nyata di kelas.

Mengapa Microteaching Penting?

Microteaching bagaikan laboratorium bagi calon pendidik. Di sinilah mereka berlatih menguasai keterampilan dasar mengajar, mengelola kelas, memanfaatkan media, serta memilih strategi yang tepat. Praktik ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk refleksi diri setelah mengajar, karena biasanya ada rekaman video yang bisa ditonton ulang.

Dengan demikian, microteaching bukan sekadar formalitas, melainkan wahana pembentukan profesionalisme guru.

Manfaat Microteaching

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh mahasiswa calon guru, antara lain:

  • Melatih percaya diri dan regulasi diri saat tampil di depan kelas.

  • Mengasah keterampilan dasar mengajar.

  • Mendapatkan umpan balik dari dosen maupun teman sejawat.

  • Menyadari pentingnya persiapan, media, dan metode dalam pembelajaran.

  • Menjadi syarat kompetensi prasyarat sebelum mahasiswa terjun ke real teaching dalam program PPL atau magang kependidikan.

Keterampilan Dasar yang Harus Dikuasai

Menurut Turney (1973) dan Rusman (2013), terdapat delapan keterampilan dasar mengajar yang dilatih dalam microteaching, yaitu:

  1. Membuka pelajaran.

  2. Menutup pelajaran.

  3. Menjelaskan materi.

  4. Bertanya secara efektif.

  5. Memberi penguatan.

  6. Melakukan variasi.

  7. Membimbing diskusi kelompok kecil.

  8. Mengelola kelas.

Selain itu, menurut Kyriacou (2007), seorang guru juga perlu menguasai keterampilan generik seperti komunikasi efektif, berpikir kritis, pemecahan masalah, literasi digital, serta kolaborasi. Semua keterampilan ini menjadi bekal menghadapi dinamika kelas di abad 21.

Instrumen Penilaian Microteaching

Dosen pendamping biasanya menilai microteaching berdasarkan beberapa aspek:

  • Perencanaan pembelajaran (RPP/RKH).

  • Keterampilan membuka pelajaran dan memotivasi.

  • Kejelasan penyampaian materi.

  • Penggunaan metode serta media pembelajaran.

  • Pengelolaan kelas.

  • Penutupan pelajaran dan refleksi.

Instrumen ini berfungsi sebagai peta jalan perbaikan mahasiswa sebelum praktik mengajar yang sesungguhnya.

Media dan RPP/RKH sebagai Fondasi

Microteaching tidak hanya fokus pada performa di depan kelas, tetapi juga pada perencanaan. Mahasiswa dituntut memahami dan menyusun RPP (untuk sekolah) atau RKH (untuk PAUD). Di samping itu, mereka perlu mengembangkan media pembelajaran yang menarik, karena media bukan hanya alat bantu, tetapi juga penguat interaksi belajar.

Paradigma Abad 21: 4C dalam Microteaching

Pembelajaran masa kini tidak cukup hanya menyampaikan materi. Guru abad 21 dituntut menguasai keterampilan 4C:

  • Critical Thinking (berpikir kritis).

  • Creativity (kreativitas).

  • Collaboration (kerjasama).

  • Communication (komunikasi).

Melalui microteaching, calon guru dilatih agar pembelajaran lebih partisipatif, kolaboratif, dan berbasis teknologi.

Tantangan yang Sering Dialami Calon Guru

Tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan saat praktik microteaching, seperti:

  • Gugup hingga blank dan lupa perkataan.

  • Substansi materi kurang dikuasai.

  • Metode mengajar masih monoton.

  • Media pembelajaran tidak dipersiapkan.

  • Pengelolaan kelas kurang terarah.

Namun, tantangan tersebut wajar terjadi. Justru dari sinilah mahasiswa belajar bahwa menjadi guru bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga mengelola suasana belajar dengan bijak.

Penutup

Microteaching adalah langkah awal pembentukan ruh seorang pengajar. Dengan latihan yang berulang, niat yang ikhlas, dan bimbingan dosen, mahasiswa akan semakin siap menjadi guru profesional. Pepatah Arab mengatakan, “At-thariqotu ahammu minal maddah” (metode lebih penting daripada materi). Artinya, seorang guru tidak cukup hanya menguasai isi pelajaran, tetapi juga harus mampu menyampaikan dengan cara yang tepat.

Penulisan Introduction

 Bagian introduction merupakan pintu masuk penting dalam sebuah karya ilmiah. Di sinilah peneliti memperkenalkan latar belakang penelitian, mengapa topik tersebut penting, serta bagaimana penelitian yang dilakukan mampu menjawab permasalahan yang ada. Tanpa pengantar yang jelas, pembaca akan kesulitan memahami detail penelitian yang dijabarkan pada bagian selanjutnya. Oleh sebab itu, lembar kerja introduction hadir sebagai panduan sistematis dalam menyusun pengantar yang utuh dan meyakinkan.

Lembar kerja ini membagi struktur introduction ke dalam beberapa aspek penting. Dimulai dari background, peneliti dituntut untuk menjelaskan konteks permasalahan dan kondisi nyata di lapangan. Pertanyaan seperti “apa konteks masalah ini?” dan “dalam situasi apa masalah ini muncul?” menjadi panduan awal agar penelitian berpijak pada realitas yang dapat dipahami pembaca. Latar belakang yang kuat juga membantu menunjukkan bahwa penelitian tidak muncul begitu saja, melainkan berakar dari fenomena yang relevan.

Aspek berikutnya adalah rationale atau justification, yang menekankan pentingnya penelitian dilakukan. Pada bagian ini, peneliti perlu menjawab mengapa penelitian ini penting, siapa yang akan mendapat manfaat, serta mengapa situasi, metode, atau model yang ada harus ditingkatkan. Dengan kata lain, rationale berfungsi menunjukkan urgensi penelitian sekaligus nilai tambah yang dihasilkan. Tanpa alasan yang jelas, sebuah penelitian berisiko dianggap tidak signifikan.

Selanjutnya, terdapat problem statement yang berfungsi mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan (research gap). Bagian ini menekankan apa yang belum diketahui, apa yang perlu diperbaiki, dan bagaimana penelitian dapat mengisi kekosongan tersebut. Setelah itu, peneliti menetapkan objectives atau tujuan penelitian, yakni langkah-langkah konkret yang akan dilakukan untuk menjawab permasalahan. Kejelasan tujuan membantu mempertegas arah penelitian sekaligus memberi batasan yang jelas terhadap ruang lingkup kajian.

Terakhir, lembar kerja introduction juga memuat aspek scope atau batasan penelitian. Peneliti diingatkan untuk menuliskan secara tegas apa saja yang tidak dibahas, apakah penelitian dibatasi pada wilayah tertentu, atau hanya fokus pada aspek tertentu dari sebuah masalah. Penegasan ruang lingkup ini tidak hanya membantu pembaca memahami batas kajian, tetapi juga menjaga fokus peneliti agar tidak melebar ke luar tujuan utama. Dengan mengikuti lembar kerja ini, penulisan introduction dapat tersusun lebih runtut, padat, dan sesuai standar akademik yang diharapkan.

Berikut link Lembar kerjanya ya Gaes
https://docs.google.com/document/d/11MiwuPzUluljnWOKpenGsIeQH4lZDNVg/edit?usp=sharing&ouid=107166720269880295044&rtpof=true&sd=true

7 Sep 2025

Kebijakan Privasi

 Blog ini menghargai dan melindungi privasi setiap pengunjung. Dokumen Kebijakan Privasi ini menjelaskan bagaimana kami mengumpulkan, menggunakan, dan melindungi informasi dari pengguna.

  1. Informasi yang Dikumpulkan

    • Blog ini tidak secara langsung mengumpulkan informasi pribadi (seperti nama, alamat email, atau nomor telepon) kecuali jika pengguna secara sukarela mengirimkannya melalui formulir kontak, komentar, atau layanan terkait.

    • Informasi non-pribadi seperti alamat IP, jenis perangkat, browser, serta aktivitas di blog dapat tercatat secara otomatis melalui layanan analitik pihak ketiga (misalnya Google Analytics).

  2. Penggunaan Informasi

    • Informasi yang dikumpulkan digunakan untuk meningkatkan kualitas konten, pengalaman pengguna, serta layanan yang diberikan.

    • Informasi tidak akan dijual, disewakan, atau dibagikan kepada pihak ketiga tanpa persetujuan pengguna, kecuali diwajibkan oleh hukum.

  3. Cookies

    • Blog ini dapat menggunakan cookies untuk menyimpan preferensi pengguna dan meningkatkan pengalaman kunjungan.

    • Pengguna dapat menonaktifkan cookies melalui pengaturan browser masing-masing, namun beberapa fitur blog mungkin tidak berfungsi dengan optimal.

  4. Keamanan Data

    • Kami berkomitmen menjaga data pengguna dengan langkah-langkah keamanan yang memadai. Namun, tidak ada metode transmisi melalui internet yang sepenuhnya aman.

  5. Perubahan Kebijakan

    • Kebijakan ini dapat diperbarui sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Pengguna disarankan memeriksa halaman ini secara berkala.

Terms of Use

Penerimaan Syarat

Dengan mengakses dan menggunakan blog ini, pengguna dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat serta ketentuan yang berlaku.

Hak Kekayaan Intelektual

·         Seluruh konten dalam blog (artikel, gambar, desain, dan materi lainnya) adalah milik penulis kecuali disebutkan sumbernya.

·         Pengguna diperbolehkan membagikan konten dengan tetap mencantumkan sumber/atribusi yang jelas.

Batasan Tanggung Jawab

Konten dalam blog disediakan untuk tujuan edukasi dan informasi. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin timbul dari penggunaan informasi dalam blog ini.

Tautan ke Situs Lain

Blog ini mungkin memuat tautan ke situs pihak ketiga. Kami tidak bertanggung jawab atas konten maupun kebijakan privasi dari situs-situs tersebut.

Perubahan Syarat

Kami berhak mengubah syarat dan ketentuan ini kapan saja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Perubahan berlaku sejak dipublikasikan di halaman ini.

Kontak

Untuk pertanyaan terkait kebijakan privasi atau syarat penggunaan, silakan hubungi kami melalui halaman kontak pandawa.adhi@gmail.com

24 Agu 2025

Regulasi Diri

Setiap insan dianugerahi kunci pembuka diri berupa rasa syukur. 

Dengan bersyukur, hati menjadi lapang dan pikiran terbuka untuk menerima kebaikan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu” (QS. Ibrahim: 7). 

Syukur menjadi pembuka gembok hati yang sering kali terkunci oleh kelalaian dan ketidaktahuan, sehingga seseorang mampu melihat luasnya karunia Allah. Saat rasa syukur hadir, jiwa terdorong untuk mengatur diri dengan lebih bijaksana.

Allah telah memberikan nikmat penciptaan (nikmatul ijad), menjadikan kita ada dari yang tiada. Tidak hanya itu, Allah juga menjaga keberlangsungan hidup kita melalui nikmatul imdad, yakni pemeliharaan-Nya yang tak pernah putus. Bayangkan, oksigen yang kita hirup selalu tersedia tanpa pernah kita bayar. Air pun mengalir melimpah, menopang kehidupan tanpa henti. Kesadaran akan nikmat ini semestinya mendorong kita untuk mengatur diri agar tidak lalai dari tanggung jawab.

Salah satu bentuk nyata regulasi diri atau personal mastery adalah kemampun mengendalikan diri. Ibarat berpuasa maka kita diajarkan terhadap tujuan berpuasa, syarat dan rukun berpuasa, dan hikmah berpuasa. Ada kalanya kita sahur dan adakalanya kita menahan diri serta akhirnya berbuka puasa. Berikut tiga hal yang  bisa membantu me-regulasi diri

1. Konsep

2. Manajemen prioritas


3. Jurnal Harian


Dapatkan file bentuk .pdf pada link berikut

https://drive.google.com/drive/folders/1c8fft1GVQBRGW4z6cDIcmHRrEVJjEfUo?usp=sharing


Lembar Kerja Menulis Hasil Penelitian (Result and Conclusion)

  1. Result (Hasil Penelitian) Tujuan: Menyajikan temuan utama secara jelas dan objektif sesuai dengan tujuan penelitian. Gaya penulisan:...