إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به
مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ
لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hari
demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari
yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan berkah dari Allah SWT. Maka
keimanan yang dianugerahkannya kepada kita, ditambah dengan kesehatan yang kita
miliki merupakan nikmat yang luar biasa besarnya. Terhadap segala nikmat yang
dianugerahkan Allah Azza Wa Jalla, berlaku sebuah kaidah pelipatgandaan.
Syaratnya: mensyukuri nikmat-nikmat itu.
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim : 7)
Hari ini kita tengah berada
di pertengahan bulan Syaban. Ini artinya, tidak lama lagi kita akan
berjumpa dengan tamu agung, tamu istimewa yaitu; Ramadhan yang mulia.
Doa yang menyadarkan kita betapa orang-orang shalih
terdahulu biasa menyambut Ramadhan jauh-jauh hari sebelumnya; bahkan ketika
masih berada di bulan Rajab. Maka, semangat menyambut Ramadhan itulah yang juga
harus ada dalam jiwa kita, bahwa di pertengahan syaban ini, kita telah
menyediakan ruang suka cita dalam dada kita untuk bertemu dengan Ramadhan. Dan
dengan persiapan sejak bulan syaban itulah maka kemudian Ramadhan benar-benar
menjadi bulan yang istimewa karena bisa dimanfaatkan dengan optimal
Lalu
bagaimana bentuk penyambutan kita kepada Ramadhan, khususnya Ramadhan yang akan datang?
Bagi
muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah kenikmatan tersendiri,
namun ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan
diri sebaik-baiknya sehingga bisa beramal di bulan Ramadhan dengan
sebaik-baiknya.
Ada lebih kurang empat
persiapan yang kita perlukan dalam menyambut bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan
ini:
Pertama, persiapan ruhani
Persiapan ruhiyah yang kita
perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga
melahirkan niat yang ikhlas.
Allah SWT menegaskan
pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
Sungguh beruntunglah orang
yang menyucikan jiwanya (QS.
Asy-Syams : 9)
Maka
dalam waktu satu setengah bulan ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri,
muhasabah, apakah penyakit-penyakit aqidah masih bersarang dalam diri kita. Sungguh
sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun masih ada kesyirikan yang
bersemayam dalam diri kita. Tak peduli sebesar apapun amal kita, jika kita
syirik, menyekutukan Allah, maka amal-amal kita tidak akan diterima.
Jika kamu mempersekutukan (Allah),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi. (QS. Al Zumar: 65)
Setelah melakukan muhasabah,
selanjutnya kita bermujahadah atau bersungguh-sungguh untuk menghilangkan
penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita
benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh
tamu mulia itu.
Saat-saat keikhlasan
bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang
akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.
Jamaah Jum’at yang dirahmati
Allah,
persiapan kedua dalam
menyambut Ramadhan adalah persiapan fikriyah.
Agar Ramadhan kita
benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah.
Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama
terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan.
Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa,
hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih,
i'tikaf, zakat, dan sebagainya.
Inilah rahasia mengapa Imam
Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul
wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa
beramal selama bulan Ramadhan dengan benar ?
Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Barangsiapa
yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama(Muttafaq
'Alaih)
Persiapan
ketiga dalam menyambut Ramadhan adalah persiapan jasadiyah.Ramadhan membutuhkan
persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget
bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan
siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan
tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi
berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari
sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.
Karenanya kita perlu
mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga
kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan
keutamaan syar'i dalam hadits nabi:
Mukmin yang kuat lebih baik
dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)
Persiapan keempat dalam
menyambut Ramadhan adalah persiapan maliyah, persiapan harta.
Persiapan
maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli
baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita
justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka
puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang
memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakatnya.
Jama'ah jum'at yang dirahmati
Allah,
Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegarakan amal kebaikan dan upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:
Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegarakan amal kebaikan dan upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:
Dan bersegeralah menuju
ampunan dari Tuhanmu dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi;
disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali Imran : 133)
Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan dengan persiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita.
Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan dengan persiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita.
Semoga dengan upaya kita
mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan tahun ini, Allah SWT berkenan
mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq kepada kita untuk
mendapatkan keberkahan Ramadhan itu. Selama sebulan penuh kita beramal di bulan
suci lagi mulia itu, disertai dengan rahmat dan ampunan Allah SWT, hingga
menjadikan kita diridhai-Nya.