22 Feb 2017

Jam Belajar

JAM BELAJAR KELUARGA

Kesadaran peran serta keluarga dalam mendidik dan bagaimana caranya disekitar kita masih rendah.  Keluarga dan masyarakat lokal pada umumnya belum tahu atau bahkan tidak menyadari kesempatan mendidik anak yang luar biasa dalam keluarga. Membangun kesadaran iklim belajar yang kondusif dan menstimulus anak belajar memerlukan kerjasama semua pihak. Perlu interkoneksi sekolah, keluarga, pemegang kebijakan masyarakat lokal/RT/RW, dan Penyedia layanan IT atau stake holder swasta lainnya yang terkait.
Orangtua dengan menggunakan seluler/hp dapat mengecek kehadiran, kemajuan kelas yang berisi outline materi yang diajarkan, dan ikut memantau nilai anaknya. Pemanfaatan administrasi sekolah berbasis IT sehingga ketersediaan ketepatan dan kecepatan data, yang membawa akuntabilitas pengajaran di sekolah bisa dipertanggungjawabkan. Satu hal lain yang berkaitan dengan penyediaan hardware terjangkau sekolah/madrasah oleh pihak penyedia layanan IT. Penyediaan perangkat yang memungkinkan melakukan e-learning, sms gateway, presensi sidik jari bagi anak, guru dan staf, sistem manajemen dan informasi akademik, dan multimedia. Keterlibatan tim penjaminan mutu yang independen untuk mengontrol sistem dan peraturan. Masyarakat lokal dengan berakar pada keluarga melalui kegiatan-kegiatan jam belajar mampu menstimulus atau menciptakan iklim belajar yang kondusif, misalnya dengan menyediakan sarana pos perpustakaan dan ronda jam belajar masyarakat  dengan memantau tamu pada saat jam belajar masyarakat berlangsung. Keluarga dalam lingkup RT dapat melakukan sambung rasa dalam kegiatan jam belajar masyarakat.
Waktu belajar anak lebih banyak di keluarga dibandingkan di sekolah. Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar  Isi pada tabel tabel 25 tentang Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk setiap Satuan Pendidikan per tahun (@60 menit) disebutkan untuk SD/MI/SDLB: Kelas I s.d. III adalah 516-621 jam; kelas IV s.d. VI adalah 635-709, untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 725-811 jam.
Sebagai contoh Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk setiap Satuan Pendidikan per tahun untuk SMP/MTs/SMPLB yang maksimal dalam satu tahun belajar di sekolah sebanyak 811 (@60 menit) yang berarti lebih kurang setara dengan 2 bulan maka siswa belajar di luar sekolah lebih kurang 10 bulan.  Hal ini berarti kegiatan belajar paling banyak ada di luar sekolah atau saat siswa berada di masyarakat/keluarga.
Keterlibatan dan interkoneksi semua pihak yang terkait dalam pendidikan dapat membawa tingginya kualitas SDM Indonesia dan membawa persatuan dan kesatuan bangsa yang berkeadilan sosial. Semoga pendidikan dengan kebudayaan dapat dengan harmonis melangkah mencerdaskan kehidupan Bangsa dan Negara. Amiin

Lembar Kerja Menulis Hasil Penelitian (Result and Conclusion)

  1. Result (Hasil Penelitian) Tujuan: Menyajikan temuan utama secara jelas dan objektif sesuai dengan tujuan penelitian. Gaya penulisan:...